Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

02 November 2009

Musim Kemarau Sulit Air Bersih ; Warga RT 07 Kaliwareng bersama-sama membangun sarana air bersih

Kebutuhan air adalah kebutuhan primer setiap orang tapi tidak semua warga masyarakat dapat menikmati air secara mudah, contohnya warga masyarakat RT 07 desa kaliwareng yang terdiri dari kurang lebih sekitar 55 KK, mereka sangat sulit untuk mendapatkan air bersih di musim kemarau, selama bertahun-tahun setiap musim kemarau mereka harus mencari air ke sumber-sumber yang ada di pinggiran desa.
Menurut Mukri seorang pamong desa di desa tersebut menuturkan kebutuhan akan sarana air bersih di RT 07 tersebut memang sangat mendesak dan sangat di butuhkan, sudah bertahun-tahun lamanya warga masyarakat menantikan akan adanya sarana air bersih, dari pihak pemerintah desa pun telah berupaya untuk mengusulkan pembangunan sarana air bersih ke pemda setempat
Hal senada di benarkan oleh mustofa koordinator BKM sumber rejeki kaliwareng bahwa menjelang musim kemarau warga sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan itu memang kebutuhan yang prioritas
Akhirnya keinginan warga desa kaliwareng yang bermukim di RT 07 untuk memiliki sarana air bersih tahun ini bisa menjadi kenyataan. Melalui program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan (PNPM-MP) pelaksanaan program pembangunan sarana air bersih yang dilakukan oleh KSM bersatu yang di ketuai sutoyo yang juga Ketua RT setempat membuat warga bersyukur dan sangat senang. Pasalnya sudah lama warga mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk keperluan kehidupan sehari – hari.
Sarana air bersih yang dibangun warga pertama melaksanakan kerigan (gotong royong) yang di komandani langsung oleh kepala desa kaliwareng-Nur kangen, dengan membuat bak penampungan air bersih yang terletak di desa siwatu yang berjarak 2,5 km dari pemukiman RT 07 ,selanjutnya dari bak tersebut air dialirkan ke desa kaliwareng dengan pralonisasi. Pembangunan sarana air bersih dengan sistem pralonisasi tersebut didanai oleh biaya BLM dari PNPM-MP Rp.11,500,000 dan swadaya masyarakat melalui iuran warga juga swadaya tenaga kerja.
Pembangunan sarana air tersebut mendapat dukungan penuh dari warga masyarakat. Namun di dalam pelaksanaannya pembangunan ini pun tak luput dari kendala, yaitu belum sepenuhnya pralonisasi menjangkau seluruh RT 07, dikarenakan dana BLM belum mencukupi, masih di perlukan swadaya sekitar 300 M pralon
Sumber : Tim 57 Kab. Batang