Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

29 January 2009

Kisah KSM : Sosok “ Wartiasih” Penjual Klobot Jagung di Era Modern

Diumur yang sudah senja seorang Ibu masih gigih untuk mempertahankan hidup guna untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari demi sesuap nasi dengan berjualan klobot(Daun jagung kering untuk membungkus tembakau). Rasanya janggal diera globalisasi dan modern ini masih ada orang yang berjualan Klobot Jagung, sosok tersebut adalah Ibu Wartiasih yang sudah berumur 60 tahun tinggal di Dukuh Sambong Tengah Kelurahan Sambong Kecamatan Sambong Kabupaten Batang, dia jalani dengan hidup sederhana, pahit getirnya kehidupan yang mendera dilalui dengan apa adanya “hidup iku nrimo” katanya , berjualan klobot sudah dilakukan sejak tahun 1993 berkat keuletan dan ketelatenannya ia jalani sampai saat ini walaupun dengan penghasilan yang paspasan.
Dari hasil jualannya cukup untuk membantu menambah penghasilan sang suami, “ bisa buat makan sehari - hari dan biaya sekolah kedua anak nya” kata bu Wartiasih . Selama ini dia berdagang dengan modal sangat terbatas dan sering kali modal itu berkurang untuk biaya hidup keluarganya semisal ada salah satu anak nya yang sakit. Sedangkan sang suami berdagang makanan kecil mangkal di salah satu SD di Kelurahan Sambong akan tetapi setelah jam sekolah usai sang suami menjajakan dagangannya keliling kampung.
Dengan melihat kondisi yang demikian ibu Wartiasih berpikir bagaimana bisa meningkatkan dagangannya agar dapat bertambah, usaha untuk meminjam kesana kemari hasilnya nol karena ketidakberdayaannya, namun kini dalam perjalanan hidup, batinnya mengaku kalah oleh nasib dan kehidupan yang melarat dan puluhan tahun membawanya hidup bersama dalam kemiskinan. Sebetulnya ibu Wartiasih sangat memerlukan tambahan modal untuk menjaga keberlanjutan jualan Klobot nya, akan tetapi dia tidak tahu harus kemana untuk meminjam uang sebagai tambahan modalnya, mau pinjam rentenir dia merasa sangat berat untuk membayar bunga dan pokoknya.
Pada tahun 2002 ada program pemerintah yakni P2KP yang kebetulan Kelurahan Sambong mendapat Program P2KP, di mana dalam program perencanaannya salah satu kegiatan perguliran dana, maka ibu Wartiasih memberanikan diri untuk bertanya kepada perangkat Desa bagaimana cara Peminjamannya, maka ia disuruhnya untuk ikut dalam pertemuan, setelah beberapa kali dia mengikuti pertemuan – pertemuan yang diselenggarakan oleh Faskel P2KP di RT nya. Setelah faham maka ibu Wartiasih mencari teman temannya untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 10 orang untuk diajak ke pertemuan tersebut, dia mendapat informasi bahwa dalam program ini ada pinjaman bergulir bagi usaha kecil seperti dirinya. Berkat bimbingan dari relawan yang ada di Rt-nya dia memberanikan diri untuk mengajukan dana ke “ BKM Lestari” kelurahan Sambong, setelah menunggu beberapa bulan membuahkan hasil , kelompoknya masing masing anggota ada yang menerima Rp.250.000, ada yang Rp. 300.000, Ibu Wartiasih sendiri kala itu menerima pinjaman dari BKM Rp. 250.000,-, dengan modal kejujuran, Angsuran tepat waktu dan keuletannya dia dapat mempertahan hidupannya sampai sekarang. Ibu Wartiasih bisa merasakan setelah mendapat perguliran dana dari P2KP menjadi lebih baik kehidupannya walaupun hanya berjualan klobot, keuntungan yang didapat pun jadi bertambah setelah dikurangi untuk biaya sehari hari dan sisanya untuk di tabung. Dengan pengelolaan ekonomi rumah tangga yang baik disusun secara bersama oleh seluruh anggota keluarga akan dapat mengantar keluarga tersebut berhasil dalam usaha dan mengantar menjadi keluarga yang bahagia dan Sejahtera.
( Sumber : Tim 54 )

27 January 2009

Wakil Bupati Batang datangi Warga untuk serahkan BLM Tahap II

Drs. H. Achfa Mahfudz, MSi, sebagai Wakil Bupati Batang, tak mau berpangku tangan melihat kemiskinan yang masih tinggi di Kabupaten Batang. Pihaknya ingin agar banyak lagi masyarakat yang bisa lebih peduli untuk membantu warga sekitarnya yang masih dibawah garis kemiskinan. Dengan kepeduliannya tersebut, Wakil Bupati tidak segan-segan untuk melakukan monitoring ke masyarakat dan pada saat pencairan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) pihaknya ikut serta dalam penyerahannya secara langsung kepada masyarakat penerima. “Saya akan terus lakukan monitoring secara berkala dan berkelanjutan, agar dana bantuan orang miskin ini benar-benar tepat sasaran dan terus berkembang. Agendanya akan saya lakukan hingga kelompok swadaya masyarakat (KSM).” Jelasnya setelah menyerahkan BLM kepada KSM Lingkungan di Kelurahan Proyonangan Tengah.
Wakil Bupati yang lahir 12 April 1965 ini, mengharapkan dengan keberhasilan KSM-KSM dalam mengembangkan ekonomi produktif dapat ditularkan kepada yang lain, sehingga mereka bisa belajar bersama dan maju bersama meningkatkan kesejahteraan. contohnya masyarakat di kelurahan Sambong, masih ada warga yang mau berjualan klobot sebagai bahan baku rokok linting. Mereka dapat modal tidak besar hanya 300 ribu tetapi Usaha yang kecil tersebut mampu membantu ekonomi keluarga dan mampu mengembalikan pinjaman BKM secara lancar. Menurut Achfa, masyarakat itu perlu belajar dan berlatih agar mereka bisa mandiri, salah satunya melalui pinjaman KSM. Bantuan pemerintah kepada masyarakat merupakan sarana pembelajaran, agar masyarakat disiplin dan mempunyai tanggungjawab untuk mengembangkan usahanya, sehingga tidak terus tergantung pada bantuan. Disisi lain Bapak tiga anak ini masih melihat potensi di masyarakat yang belum dioptimalkan.
“Sebenarnya masih banyak potensi yang bisa dikembangkan di masyarakat, seperti penggunaan teknologi tepat guna untuk mendukung kebutuhan masyarakat, seperti pemanfaatan Biogas dari WC-WC umum yang telah di bangun oleh masyarakat dengan BKM. Dengan pengelolaan Biogas ini mungkin bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar, bahkan kalau kapasitasnya lebih besar bisa dimanfaatkan untuk listrik rumah tangga. Tetapi itu juga masih memerlukan kerja keras dan mungkin perlu biaya tambahan agar hal tersebut bisa terwujud.” tandasnya Di setiap kesempatan, Achfa Mahfudz, dalam menyerahkan BLM, selalu memberikan motivasi, kepada para penerima BLM, bahwasannya berusaha itu tidak ada habisnya, dan jangan mau menyerah dengan keadaan.
Masyarakat sekarang ini sudah banyak dibantu oleh pemerintah dengan banyak program, seperti dalam hal pendidikan, sudah ada BOS, untuk fasilitas fisik, pemerintah juga telah banyak memberikan pembangunan-pembangunan fasilitas umum, yang semuanya untuk mendukung kegiatan masyarakat. jadi masyarakat sekarang ini tinggal mengembangkan usahanya agar lebih produktif dan menghasilkan. Untuk melihat kemajuan pembangunan fisik dari implementasi BLM PNPM, Achfa Mahfud, sering meninjau langsung lokasi-lokasi yang menjadi pembangunan, selepas waktu dinasnya maupun dalam perjalanan berangkat ke Kantor, menurutnya pembangunan yang dilakukan masyarakat dengan bantuan BLM sudah bagus dan tertata rapi, tetapi yang masih perlu diperhatikan adalah pemeliharaannya yang perlu digiatkan.
“Kalau jalan-jalan pagi di Proyonangan tengah, melihat selokan yang dibangun sudah bagus, jalan kampung juga sudah dibangun rapi, tetapi masih ada yang perlu diperhatikan oleh warga adalah, untuk membersihkan sampah diselokan. Saya mengharap masyarakat bisa memeliharanya, agar dampaknya tidak menjadi masalah bagi warga sekitarnya.” Ungkapnya kepada warga Proyonangan Tengah, yang kebetulan rumah dinasnya juga berada di kelurahan tersebut. Melihat perkembangan PNPM di Kabupaten Batang baik perdesaan maupun perkotaan yang dapat dirasakan masyarakat dan membuahkan hasil, pihaknya merasa berterimakasih sekali, karena memunculkan banyak orang yang peduli. “Saya mengucapakan banyak terimakasih, kepada BKM, Kelurahan dan para pendamping masyarakat serta masyarakat sendiri para penerima BLM yang telah bekerja keras berusaha meningkatkan kesejahteraannya. Saya yakin masyarakat, apapun usahanya, kalau bersunguh-sungguh pasti bisa terwujud.” Ungkapnya optimis.
(Haryo/Swaramandiri)

11 January 2009

Best Practise : ” Pembangunan POLINDES oleh Badan Keswadayaan Masyarakat ” Masin Makmur (MAMA)” Desa Masin Kecamatan Warungasem ”

Kelurahan Masin berjarak sekitar 1 Km dari ibu kota Kecamatan Warungasem dengan luas wilayah 75,50 Ha dengan keadaan wilayah /topografi datar. Sebagian besar wilayahnya merupakan areal Tanah Sawah Irigasi Teknis 30 Ha dan tanah kering 11 Ha.
Potensi Geografis lainnya yang dimiliki Desa Masin adalah terletak disepanjang jalur Jalan Raya Pekalongan – Wonotunggal sehingga untuk prasarana transportasi lebih mudah dan cepat.
Kelurahan Masin secara Aspek pemerintahan terbagi menjadi 5 pedukuhan, 5 RW serta 9 RT. dengan jumlah penduduk berdasarkan data monografi desa sebanyak 3.340 jiwa terdiri dari Laki-laki 1.679 Jiwa, Perempuan 1.661 Jiwa.
Karena Kesehatan merupakan hak dan sekaligus kewajiban bagi setiap orang. Sayangnya hak sehat, belum dapat dinikmati oleh setiap orang Indonesia karena berbagai alasan namun demikian, pengembangan sumberdaya manusia yang utamanya ditopang oleh pembangunan kesehatan haruslah tetap berjalan guna mencapai indeks pembangunan manusia (IPM) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya IPM menunjukkan kualitas kesejahteraan rakyat lebih baik, yang juga berarti rakyat sehat.
Jauhnya sarana kesehatan yang ada di kota kecamatan menuntut masyarakat untuk meluangkan waktu yang cukup apabila ingin berobat di Puskesmas yang letaknya di Ibukota Kecamatan Warungasem.
Polindes dipilih sebagai salah satu kegiatan lingkungan karena masyarakat desa Masin belum mempunyai sarana umum untuk kesehatan masyarakat setempat, sedangkan jarak Puskesmas dari desa Masin kurang lebih 2 km.
Efektivitas waktu sangat menguntungkan masyarakat dengan adanya pembangunan Polindes tersebut selain itu juga mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dengan adanya PNPM Mandiri Perkotaan masyarakat sangat gembira, cita-cita untuk membangun sarana kesehatan sendiri yang lebih dekat akan segera terwujud, sehingga pada waktu penyusunan Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) desa Masin, masuk dalam prioritas untuk didanai dengan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), maka berdasarkan musyawarah tersebut warga berinisiatif untuk membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku Panitia pembangunan POLINDES, Kelompok tersebut kemudian dibe ri nama KSM WARAS dengan anggota 5 orang dengan ketua Bapak Supandy.
Pada pemanfaatan dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan Tahap II, KSM WARAS dalam perencanaan Pembangunan Polindes menganggarkan kegiatan tersebut sebesar Rp 15.250.000,- dengan perincian sumber dana sebagai berikut :
- BLM PNPM MP Rp 11.250.000,-
- Swadaya Rp 4.000.000,-
- Total Rp 15.250.000,-

Perencanaan Polindes ini direncanakan oleh KSM Waras bersama masyarakat dengan kontruksi permanen dan penggunaan lahan memanfaatkan tanah milik Desa Masin, berukuran 3 m x 4 m yang telah disetujui oleh berbagai pihak antara lain Kepala Desa , BPD dan LPMD serta Tokoh Masyarakat Desa Masin. Akan tetapi dalam pelaksanaannya ukurannya mengalami perubahan menjadi 4 m x 5,5 m sehingga kelebihannya merupakan swadaya masyarakat desa Masin, untuk memenuhi target tersebut, maka dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Polindes masyarakat mengerjakannya dengan sistem semi gotong royong artinya ada beberapa tenaga yang diberi upah seperti tukang batu, tukang kayu (pembuat kusen) sedangkan pekerja lainnya berasal dari masyarakat dengan sistem gotong royong secara bergiliran
Dengan dibangunnya prasarana Polindes ini warga masyarakat menyambut gembira karena Desa Masin sudah mempunyai sarana kesehatan sendiri sehingga harapannya kalau berobat tidak harus pergi ke Puskesmas yang letaknya di ibukota kecamatan.
Dengan telah selesai dibangunnya Polindes di Desa Masin maka Pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharan Polindes ini menjadi tanggung jawab masyarakat desa Masin, dan direncanakan pula oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ” Mama ” Desa Masin akan melakukan pengajuan usulan kepada Puskesmas Warungasem untuk meminta bantuan tenaga kesehatan yang ada untuk dapat melakukan tugas jaga di polindes tersebut sehingga dapat membantu Pemerintah turut serta mensukseskan program Kesehatan Masyarakat “
Menuju Indonesia Sehat
(Sumber: TF 57)

09 January 2009

Ketika Yang Kecil ....... Ingin Menjadi Besar ?

Rumah tanggaku tergolong ekonomi pas-pasan kalo orang Batang Bilang malah bisa tergolong miskin, dengan penghasilan yang kurang lebih Rp. 750.000,- dengan menghidupi dua anak yang masih banyak butuh biaya sekolah kurasa sangatlah kurang. Namun aku tetap bersyukur, inilah kehidupan…………….. Aku tetap berjuang demi keluarga dan demi masa depan anak anakku mas…. ? (salut untuk semangatmu) hal ini dikemukakan pada saat diwawancarai setelah menerima dana BLM Perguliran PNPM Mandiri Perkotaan Desa Karanganyar. Mereka berdua bekerja sama untuk menambah penghasilan bagi keluarga Hernanto. keluarga ini membuka usaha berjualan kecil kecilan di pinggir jalan Perintis Kemerdekaan batang. Selama ini untuk mengembangkan usaha nya dengan cara meminjam kepada bank kosepa dengan bunga tinggi 3% perbulan sedangkan saya butuh penambahan modal mas....... namun kalau saya mau pinjam ke bank Umum gak tahu cara pinjamnya dan harus memakai Agunan (red: lembaga perbankan) dan katanya syaratnya terlalu bertele tele… ( keluh kesahnya di sela sela menjalankan aktifitasnya ). Ketika ada program PNPM ini saya mendengar bahwa nantinya dananya juga digunakan untuk pinjaman bergulir dengan bunga ringan 1,5% perbulan, setelah ada sosialisasi dari fasilitator dan BKM bahwa peminjam harus membentuk kelompok dulu. saya mulai mengerti bagaimana mekanisme dan bagaimana cara mengajukan pinjaman melalui bimbingan pelatihan dari fasilitator. Di PNPM mandiri Perkotaan ternyata juga ada pembelajaran bagi warga miskin untuk mengembangkan usaha, bersama lembaga BKM Bahkan masyarakat diajak untuk mengerti dan paham tentang pemberdayaan untuk meningkatkan dapatan keluarga, Melalui KSM Perguliran bapak Hernanto bersama sama teman teman lingkungannya yang memiliki usaha ekonomi produktif mengajukan pinjaman ke UPK BKM Berkah Jaya Desa Karanganyar Kecamatan Batang dan Alhamdulillah saya mendapatkan pinjaman Rp 400.000 untuk menambah modal usaha keluargaku . Bersama sama temen temen KSM Lancar saya mengucapkan terima kasih atas bantuan penambahan modal bergulir ini semoga usahaku yang kecil ini menjadi Besar dan bermanfaat bagi keluargaku dan demi masa depan keluargaku.
(Sumber : Tim Faskel 55)