Kelurahan Masin berjarak sekitar 1 Km dari ibu kota Kecamatan Warungasem dengan luas wilayah 75,50 Ha dengan keadaan wilayah /topografi datar. Sebagian besar wilayahnya merupakan areal Tanah Sawah Irigasi Teknis 30 Ha dan tanah kering 11 Ha.
Potensi Geografis lainnya yang dimiliki Desa Masin adalah terletak disepanjang jalur Jalan Raya Pekalongan – Wonotunggal sehingga untuk prasarana transportasi lebih mudah dan cepat.
Kelurahan Masin secara Aspek pemerintahan terbagi menjadi 5 pedukuhan, 5 RW serta 9 RT. dengan jumlah penduduk berdasarkan data monografi desa sebanyak 3.340 jiwa terdiri dari Laki-laki 1.679 Jiwa, Perempuan 1.661 Jiwa.
Dengan adanya PNPM Mandiri Perkotaan masyarakat sangat gembira, cita-cita untuk membangun sarana kesehatan sendiri yang lebih dekat akan segera terwujud, sehingga pada waktu penyusunan Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) desa Masin, masuk dalam prioritas untuk didanai dengan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), maka berdasarkan musyawarah tersebut warga berinisiatif untuk membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku Panitia pembangunan POLINDES, Kelompok tersebut kemudian dibe ri nama KSM WARAS dengan anggota 5 orang dengan ketua Bapak Supandy.
Pada pemanfaatan dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan Tahap II, KSM WARAS dalam perencanaan Pembangunan Polindes menganggarkan kegiatan tersebut sebesar Rp 15.250.000,- dengan perincian sumber dana sebagai berikut :
- BLM PNPM MP Rp 11.250.000,-
- Swadaya Rp 4.000.000,-
- Total Rp 15.250.000,-
Perencanaan Polindes ini direncanakan oleh KSM Waras bersama masyarakat dengan kontruksi permanen dan penggunaan lahan memanfaatkan tanah milik Desa Masin, berukuran 3 m x 4 m yang telah disetujui oleh berbagai pihak antara lain Kepala Desa , BPD dan LPMD serta Tokoh Masyarakat Desa Masin. Akan tetapi dalam pelaksanaannya ukurannya mengalami perubahan menjadi 4 m x 5,5 m sehingga kelebihannya merupakan swadaya masyarakat desa Masin, untuk memenuhi target tersebut, maka dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Polindes masyarakat mengerjakannya dengan sistem semi gotong royong artinya ada beberapa tenaga yang diberi upah seperti tukang batu, tukang kayu (pembuat kusen) sedangkan pekerja lainnya berasal dari masyarakat dengan sistem gotong royong secara bergiliran
Dengan dibangunnya prasarana Polindes ini warga masyarakat menyambut gembira karena Desa Masin sudah mempunyai sarana kesehatan sendiri sehingga harapannya kalau berobat tidak harus pergi ke Puskesmas yang letaknya di ibukota kecamatan.
Dengan telah selesai dibangunnya Polindes di Desa Masin maka Pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharan Polindes ini menjadi tanggung jawab masyarakat desa Masin, dan direncanakan pula oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ” Mama ” Desa Masin akan melakukan pengajuan usulan kepada Puskesmas Warungasem untuk meminta bantuan tenaga kesehatan yang ada untuk dapat melakukan tugas jaga di polindes tersebut sehingga dapat membantu Pemerintah turut serta mensukseskan program Kesehatan Masyarakat “ Menuju Indonesia Sehat”
(Sumber: TF 57)
Potensi Geografis lainnya yang dimiliki Desa Masin adalah terletak disepanjang jalur Jalan Raya Pekalongan – Wonotunggal sehingga untuk prasarana transportasi lebih mudah dan cepat.
Kelurahan Masin secara Aspek pemerintahan terbagi menjadi 5 pedukuhan, 5 RW serta 9 RT. dengan jumlah penduduk berdasarkan data monografi desa sebanyak 3.340 jiwa terdiri dari Laki-laki 1.679 Jiwa, Perempuan 1.661 Jiwa.
Karena Kesehatan merupakan hak dan sekaligus kewajiban bagi setiap orang. Sayangnya hak sehat, belum dapat dinikmati oleh setiap orang Indonesia karena berbagai alasan namun demikian, pengembangan sumberdaya manusia yang utamanya ditopang oleh pembangunan kesehatan haruslah tetap berjalan guna mencapai indeks pembangunan manusia (IPM) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya IPM menunjukkan kualitas kesejahteraan rakyat lebih baik, yang juga berarti rakyat sehat.
Jauhnya sarana kesehatan yang ada di kota kecamatan menuntut masyarakat untuk meluangkan waktu yang cukup apabila ingin berobat di Puskesmas yang letaknya di Ibukota Kecamatan Warungasem.
Polindes dipilih sebagai salah satu kegiatan lingkungan karena masyarakat desa Masin belum mempunyai sarana umum untuk kesehatan masyarakat setempat, sedangkan jarak Puskesmas dari desa Masin kurang lebih 2 km.
Efektivitas waktu sangat menguntungkan masyarakat dengan adanya pembangunan Polindes tersebut selain itu juga mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.Jauhnya sarana kesehatan yang ada di kota kecamatan menuntut masyarakat untuk meluangkan waktu yang cukup apabila ingin berobat di Puskesmas yang letaknya di Ibukota Kecamatan Warungasem.
Polindes dipilih sebagai salah satu kegiatan lingkungan karena masyarakat desa Masin belum mempunyai sarana umum untuk kesehatan masyarakat setempat, sedangkan jarak Puskesmas dari desa Masin kurang lebih 2 km.
Dengan adanya PNPM Mandiri Perkotaan masyarakat sangat gembira, cita-cita untuk membangun sarana kesehatan sendiri yang lebih dekat akan segera terwujud, sehingga pada waktu penyusunan Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) desa Masin, masuk dalam prioritas untuk didanai dengan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), maka berdasarkan musyawarah tersebut warga berinisiatif untuk membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku Panitia pembangunan POLINDES, Kelompok tersebut kemudian dibe ri nama KSM WARAS dengan anggota 5 orang dengan ketua Bapak Supandy.
Pada pemanfaatan dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan Tahap II, KSM WARAS dalam perencanaan Pembangunan Polindes menganggarkan kegiatan tersebut sebesar Rp 15.250.000,- dengan perincian sumber dana sebagai berikut :
- BLM PNPM MP Rp 11.250.000,-
- Swadaya Rp 4.000.000,-
- Total Rp 15.250.000,-
Perencanaan Polindes ini direncanakan oleh KSM Waras bersama masyarakat dengan kontruksi permanen dan penggunaan lahan memanfaatkan tanah milik Desa Masin, berukuran 3 m x 4 m yang telah disetujui oleh berbagai pihak antara lain Kepala Desa , BPD dan LPMD serta Tokoh Masyarakat Desa Masin. Akan tetapi dalam pelaksanaannya ukurannya mengalami perubahan menjadi 4 m x 5,5 m sehingga kelebihannya merupakan swadaya masyarakat desa Masin, untuk memenuhi target tersebut, maka dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Polindes masyarakat mengerjakannya dengan sistem semi gotong royong artinya ada beberapa tenaga yang diberi upah seperti tukang batu, tukang kayu (pembuat kusen) sedangkan pekerja lainnya berasal dari masyarakat dengan sistem gotong royong secara bergiliran
Dengan dibangunnya prasarana Polindes ini warga masyarakat menyambut gembira karena Desa Masin sudah mempunyai sarana kesehatan sendiri sehingga harapannya kalau berobat tidak harus pergi ke Puskesmas yang letaknya di ibukota kecamatan.
Dengan telah selesai dibangunnya Polindes di Desa Masin maka Pengelolaan, pemanfaatan dan pemeliharan Polindes ini menjadi tanggung jawab masyarakat desa Masin, dan direncanakan pula oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ” Mama ” Desa Masin akan melakukan pengajuan usulan kepada Puskesmas Warungasem untuk meminta bantuan tenaga kesehatan yang ada untuk dapat melakukan tugas jaga di polindes tersebut sehingga dapat membantu Pemerintah turut serta mensukseskan program Kesehatan Masyarakat “ Menuju Indonesia Sehat”
(Sumber: TF 57)
No comments:
Post a Comment